Jakarta (Antara Bali) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta, Senin pagi, bergerak melemah 29 poin menjadi Rp13.830
dibandingkan posisi terakhir pekan lalu Rp13.801 per dolar AS.
"Faktor eksternal yang cenderung negatif menjadi salah satu pemicu
nilai tukar rupiah bergerak melemah. Data ekonomi Eropa yang belum
membaik dan diikuti negara berkembang lainnya menjadi salah satu faktor
tekanan bagi mata uang rupiah," kata Kepala Riset NH Korindo Securities
Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Senin.
Reza Priyambada menambahkan rencana bank sentral Amerika Serikat
(the Fed) yang akan menaikkan suku bunganya pada bulan Desember tahun
ini masih membuat sebagian pelaku pasar uang khawatir terhadap aset
mata uang berisiko.
"Di tengah kekhawatiran itu, pelaku pasar uang akan menempatkan aset-asetnya dalam mata uang safe haven untuk menjaga nilai agar tidak tergerus," katanya.
Di sisi lain, lanjut Reza, laju nilai tukar rupiah juga masih
dibayangi pelemahan harga komoditas dunia. Penurunan harga komoditas
membuat Indonesia kehilangan salah satu sumber yang menopang ekonomi.
"Diharapkan harga komoditas segera pulih sehingga turut kembali menopang perekonomian domestik," katanya.
Sementara itu, pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova
menambahkan periode November tahun ini yang diproyeksikan mengalami
inflasi menjadi salah satu sentimen negatif bagi mata uang rupiah.
Selain itu, lanjut Rully, neraca perdagangan Indonesia yang juga
diproyeksikan kembali mengalami defisit menambah sentimen negatif bagi
mata uang rupiah di pasar uang domestik.
"Sentimen di dalam negeri belum cukup mendukung untuk menopang rupiah," katanya. (WDY)
Rupiah Senin Melemah Rp13.830 per Dolar
Senin, 30 November 2015 13:41 WIB