Jakarta (Antara Bali) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta pada Senin pagi bergerak melemah sebesar 20 poin menjadi
Rp12.915 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp12.895 per dolar AS.
"Laju rupiah pada awal pekan bergerak melemah pada sesi pagi.
Meskipun pelemahan yang terjadi tidak terlalu dalam, namun jika data
perekonomian tidak sesuai ekspektasi maka peluang tekanan lebih dalam
cukup terbuka," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza
Priyambada di Jakarta, Senin.
Ia mengemukakan bahwa dalam waktu dekat ini, beberapa data ekonomi
domestik akan dirilis salah satunya investasi asing langsung atau foreign direct investment dan
produk domestik bruto (PDB) kuartal I 2015, diharapkan mencatatkan
peningkatan sehingga membuka peluang mata uang rupiah ke depan bergerak
kuat.
Di sisi lain, lanjut dia, tekanan rupiah seiring dengan kondisi
pasar surat utang atau obligasi yang masih kurang kondusif, situasi itu
menambah faktor tekanan bagi mata uang rupiah sehingga masih terkurung
di area negatif.
Kendati demikian, lanjut dia, berkurangnya kekhawatiran pasar
terhadap suku bunga AS (Fed fund rate) yang tidak akan dilakukan dalam
waktu dekat dapat menahan tekanan rupiah lebih dalam. Data ekonomi AS
yang masih di bawah ekspektasi dapat menahan laju dolar AS lebih tinggi
terhadap rupiah sehingga dapat dimanfaatkan pelaku pasar untuk
mengakumulasi rupiah.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan
bahwa data ekonomi AS yakni klaim tunjangan pengangguran yang meningkat,
kemudian indeks pembelian manajer (PMI) untuk manufaktur, data
penjualan rumah baru, serta laporan pesanan barang tahan lama yang
mengalami penurunan akan menjadi sentimen positif bagi rupiah. "Data AS yang melambat itu akan meredam ekspektasi pasar terhadap
kenaikan suku bunga acuan AS (Fed fund rate) sehingga rupiah berpotensi
bergerak menguat ke depannya," katanya.(WDY)
Rupiah Senin Pagi Melemah Menjadi Rp12.915
Senin, 27 April 2015 11:01 WIB